٠٠:٠٠:٠٠
Zona Waktu
← Kembali
Gambar Artikel

MERAIH HUSNUL KHATIMAH

Oleh: H. Mochtar Husein

Jika ada HUSNUL KHATIMAH (Penghabisan umur yang baik), maka ada pula yang sebaliknya yakni SUUL KHATIMAH (Penghabisan umur yang jelek),(Na’udzu Billah!). Jika perjalanan hidup dalam Islam diumpamakan lari maraton, maka seseorang yang berlari sekalipun pernah jatuh, asal bangkit kembali dan berusaha sampai di finish dengan selamat, tidak lagi dalam kesalahan (dosa), hal itu tidak termasuk Suul Khatimah, karena berakhir dengan tidak berbuat dosa. Itulah yang didambakan seorang muslim. Artinya mulanya muslim bersyahadat, kemudian berbuat baik, tapi juga bisa berbuat dosa (jatuh), kemudian bangkit kembali (taubat) dan berusaha tidak lagi jatuh (berbuat dosa) hingga ajal menjemput, itu sudah tidak termasuk Suul Khatimah.

Menurut Doktor Abdullah Al-Mutlaq, dalam bukunya Husnul Khatimah Wasailiha, hal-hal yang menyebabkan Suul Katimah antara lain:
Pertama : Menunda Taubat.
Taubat kepada Allah dari segala dosa merupakan kewajiban yang harus dilakukan setiap saat oleh seorang muslim yang mukallaf. Sesuai firman Allah WATUBU ILALLAHI JAMI’AN…( Dan bertaubatlah kalian kepada Allah, agar kalian mendapat keuntungan : QS.Al-Nur 31). Diperjelas pula dengan riwayat Rasulullah SAW yang bertaubat seratus kali setiap hari dengan sabdanya “Hai manusia, bertaubatlah kalian kepada Allah, sesungguhnya aku bertaubat kepada-Nya, dalam sehari, seratus kali ” (HR.Muslim dari Al-Muzani).

Dari kedua sumber tersebut, dipahami, alangkah baiknya kalau seorang muslim membiasakan diri bertaubat 1OO kali setiap hari. Misalnya membaca “Astagfirullah waatubu ilaihi“. Tetapi istigfar itu harus direalisasikan dengan taubat (meninggalkan dosa) yang menjadi kegemarannya. Menurut ulama Tafsir, termasuk kesuksesan Iblis menggoda manusia, karena berhasil mempengaruhi sebagian hamba Allah dengan ‘rayuan’ menunda taubatnya. Misalnya dengan bisikian seperti “Anda masih muda, buat apa cepat-cepat bertaubat. Nanti tua baru anda bertaubat nasuha. Kalau terlalu cepat, baru berbuat dosa lagi, akhirnya anda akan jatuh ke neraka juga. Jadi sekali ditunda saja. Puaskanlah dahulu jiwa mudamu, umur muda hanya datang satu kali dalam hidup”.

Ketahuilah, menunda taubat itu adalah kegagalan pertama bagi seorang muslim. Karena kehidupan dunia ini laksana penumpang Bus. Jika bus singgah di suatu terminal sejenak, lalu tiba-tiba sang sopir bus mengumumkan untuk segera berangkat di mana kita belum siap, maka bisa jadi kita ditinggalkan dan akhirnya kita tidak sampai di tempat tujuan. Bukankah setiap orang telah ditentukan kendaraannya dan tidak ada pergantian kendaraan atau perpanjangan umur? Bukankah setiap hari kita bisa saja menyaksikan giliran akhir hidup manusia secara barvariasi (tua-muda-sakit-sehat)? Bukankah kita pernah mengantar jenazah/ berziarah ke kubur? Bukankah kita sudah sering mengikuti cara takziyah?. Ya, itu semua sudah selayaknya juga menjadi alarm bagi kita untuk tidak lagi lupa ataupun menunda-nunda taubat kita.

Kedua: Panjang Angan - Angan.
Salah satu keberhasilan iblis dalam bujukannya, jika anak Adam terlena dengan banyaknya angan-angannya. Segala daya dan dana dikerahkan untuk mencapai angan-angan dunia setinggi langit, sehingga tidak sempat lagi mengingat (walau sedikit) bahwa maut itu bisa saja tiba-tiba menjemputnya. Padahal Al-Quran menyebutkan WAMAL HAYAT AL- DUN -YA ILLA LA’IBUN…( Dan tiadalah kehidupan dunia ini selain dari main-main dan senda gurau belaka, dan sesungguhnya kampong akhirat itu lebih baik bagi orang bertakwa (QS. 6:32). Rasulullah SAW juga sudah memperingatkan “Dua sifat yang paling aku takutkan atas kalian : memperturutkan hawa nafsu dan terlalu panjang angan-angan. Memperturutkan hawa nafsu akan menghalangi seseorang mengikuti kebenaran. Sedang panjang angan - angan, menjadikan seseorang akan cinta (gila) pada dunia” (HR.Abu Dawud). Tentunya, angan-angan panjang yang dimaksud tidak termasuk keinginan positif yang bernilai akhirat, sebab hal ini justru sangat dianjurkan.

Alhasil, setidaknya terdapat dua hal yang menjadi penghalang datangnya Husnul Khatimah atau berpotensi membawa ke Suul Khatimah, yaitu suka menunda taubat dan senantiasa berangan - angan dunia terlalu tinggi (hingga terlena dengan kesenangan dunia). Semoga Allah SWT menjauhkan kita dari Suul Khatimah. Amin.