٠٠:٠٠:٠٠
Zona Waktu
← Kembali
Gambar Artikel

HARU SEMESTA

Oleh: H. Iqbal Mochtar

Kita pernah menangis. Air mata jatuh karena beratnya ujian hidup, luka hati yang dalam, atau karena getirnya perjuangan yang seolah tiada ujung. Tangisan yang lahir dari rasa kehilangan, ketakutan, atau keputusasaan. Namun, pernahkah kita menangis karena takjub akan keindahan ciptaan-Nya?

Pernahkah air mata luruh karena merenungi bagaimana matahari setia terbit di ufuk timur dan tenggelam saat senja? Tentang bagaimana langit dibangun dengan menakjubkan? Yang semuanya terjadi dengan begitu teratur dan tanpa pernah meleset sedetik pun.

Pernahkah kita menangis karena memikirkan bagaimana diri kita tiba-tiba ada didunia, bagaimana burung mengepakkan sayapnya, seekor semut membawa beban lebih berat dari tubuhnya, atau seekor kucing dengan naluri keibuannya menjaga anak-anaknya?

Pernahkah kita terharu dan meneteskan mata untuk semua ayat-ayat hidupNya, yang sering luput dari perhatian kita? Pernahkah hati kita tergetar saat memandangi pegunungan yang menjulang tinggi, hutan rindang dan lebat, atau laut biru yang tak bertepi? Dan lebih dari itu, pernahkah kita menangis karena menyadari betapa luas kasih sayang Allah kepada kita? Kita sering lalai, lupa, namun rezeki terus diberi, nafas terus dijamin dan cinta-Nya tak pernah pergi.

Jika belum, mungkin hati kita masih perlu diasah. Masih ada ruang dalam jiwa yang perlu dibuka agar bisa lebih peka, lebih bersyukur, dan lebih mencintai Sang Pencipta dengan sepenuh rasa. Masih ada ruang untuk tumbuh, untuk memperbaiki diri, untuk menjadi hamba yang lebih dekat dan lebih sadar akan keagungan-Nya.